Powered By Blogger

Minggu, 18 Juli 2010

SAPAKU DALAM TIDURMU





Lelaplah tidur sayang di pemapah malam ini
Biarkan awan membimbingmu menjejak mimpi
Semoga kita bertemu di bintang gemintang 
Menjaring sinarnya dan melukis tentang bahagia

Kan kudekap engkau dan rebahlah di bahu
Mari berbincang tentang bait bait sunyi
Menyadur indahnya kenangan masa lalu
Dan menyimpannya rapi di bilik fajar nanti





  



UNGKAPANKU





Aku tak ingin seperti rumput ilalang yang begitu murung
Karena, buku hariannya telah di curi capung untuk alur cerita tari
Aku tak ingin seperti ulat hijau yang begitu angkuh memakan dedaunan
Karena, pepohonan tak lagi bisa memberi keteduhan

Aku ingin seperti kupu kupu yang begitu lembut memanjakan bunga
Karena, aku memahami rasa sayangku padamu begitu nyata
Aku ingin seperti burung sriti yang terbang mengepakkan sayap kebahagiaan
Karena, aku memahami kalbuku yang begitu mencintaimu

Rabu, 14 Juli 2010

AKU





Aku adalah aku
Bukan pula dia, engkau, mereka, apalagi ia
Bila engkau katakan tangan, kaki, dada, dan tubuh ini
Itu bukanlah aku, karena aku adalah kehidupan itu sendiri
Agama tidak bisa memiliki dan mengikatku
Karena ia hanyalah wadah keyakinan dan aku ada di dalamnya
Kini apakah kau sadar tentang aku
Suara yang telah menggetarkan relung dinding dinding di hatimu

AKU INGIN MENJADI RINDUMU




Aku ingin menjadi pagimu yang penuh rindu
Membawa kesegaran embun tuk kau teguk dikala dahaga
Menjaring sinar sang surya tuk menghangatkan dikala kedinginan
Menarik awan tuk mengusap kesedihan yang menyelinap di wajah ayumu


Aku ingin menjadi malammu yang penuh rindu
Meminjamkan catatan senja tuk penghantar lelap tidur
Memetik bintang tuk kulukiskan di dalam hatimu
Menadah sinar rembulan tuk kuhadirkan dalam mimpi indahmu

KEMATIANKU



Tak gentar kumenerjang belantara perang
Menebas habis ego diri yang tak terkendali
Menderukan semangat juang pencerahan
Mencari takdir kematian yang tersigap

Gugurku di taman bunga kasih
Terpejam senyum penuh bahagia
Pedang cintaku tertancap di bakti bumi
Bukti nisan kemenangan

Aku tak lagi memikitkan mahkota asmara
Apalagi singgasana ilusi dan delusi dunia
Mengepak sayap terbang menempuh cahaya
Menempuh langkang dan kembali ke surga

Selasa, 13 Juli 2010

SIMPHONY CINTA




Asaku kelam berarang terselimut kabut
Tak rupa makna meski terbias sinar surya senja
Kucoba mengulas kembali tembang cinta yang dulu indah
Menderukan denting piano walau galau gundah

Meski perih kucoba balut kembali luka kalbu
Mengambil makna yang tersirat
Meski tubuh serasa lelah tak bergeming
Kucoba gurat dengan pena kenangan kelam

Riuh air mata berderai di pipi
Tak terasa mimik wajahku menghujat sedih
Selaksa pohon asing di belantara tandus
Tersadarku, semua ini hanyalah simphony cinta yang telah usai

Kamis, 08 Juli 2010

MAKNA KEHIDUPAN





Jiwa yang tenang seperti alam semesta
Letakkan beban hidup dan sambut hidup baru
Masa lalu bagian masa sekarang dan masa sekarang bagian masa akan datang
Isi adalah kosong dan kosong adalah isi bentuk dari pada sifat pikiran
Sedang bulu lebih kuat dari baja adalah bentuk dari pada hati nurani

Bersifatlah seperti air yang mengalir, tiada tekanan dan keterpaksaan
Diam dan dengarkan semua mahluk bernafas, begitu eloh dan indahnya
Semua berasal dari satu detak jantung dan unsur pusat kehidupan
Karena sebenarnya ruang, waktu, dan bahkan kematian hanyalah ilusi belaka

TARIAN RINDUKU



Sejenak mendengar nafas alam yang berdendang
Kucoba lantunkan tarian sebisa tuk memenuhi hasrat
Menyimak jantung bumi sedang berdetak
Dalam gemuruh hatiku tersirat rindu membentang lautan

Meski tak elok pohon kecil menemaniku menari
Meski ranting ranting begitu kaku memuja temaram surya
Bagiku lolong kagum burung camar mencoba memahami
Benak jiwaku yang lesu menahan rindu tak sampai

Seakan tak lelah karang pantai memanggul beban anganku
Sedang gemricik kecil ombak laut mencoba menyapu kekalutan
Dan pasir pantai dengan lembutnya meresabkan semuanya
Bilakah engkau kasih hadir di sini memapahku manja

Bercerita tentang hangatnya senja bermandi cahaya emas
Menyusuri pantai cinta dengan pasir putih asmaranya
Memadu kasih di atas bahtera dan mengarungi samudra
Sebagai pelepas dahaga rindu yang aku rasakan selama ini.

Selasa, 06 Juli 2010

TENTANG HIDUPKU





Biarkan aku berpijak dengan dua kakiku dan melangkah
Janganlah kau halangi arah perjalanan ini
Karena itu akan membuatku berpaling dari tujuan

Biarkan aku berjalan menempuh hidupku
Jangan kau ceritakan hasil pengalamanmu
Karena itu akan membuatku bodoh dan ketergantungan

Biarkan aku melambai bebas dengan kedua tanganku
Jangan kau pegangi dengan erat harapan ini
Karena itu akan membuatku terjatuh dan tak mau bangkit

Biarkan aku meraih semua impianku yang ada
Jangan kau tunjukkan kekliruan yang aku dapat
Karena itu akan membuatku terjebak dan gagal


ROMANSYAH CINTA



Riuh pesakitan yang kau lontarkan mengalir bagai gerimis
Lolong burung malam tersontak gundah mengepak sayam sedih
Seperti angin yang tak pernah diam dan selalu beranjak
Benak anganku serasa melarung jauh di tepian hatimu
Memanjat kasih dan lepaskan lara derita


Biarkan kubalut sayap sayap lukamu itu
Rentangkan melebar katulistiwa dan kubelai lembut
Usahlah menutup wajah menahan gundah tak henti
Karena gemerlip bintang ingin merias dengan sinarnya yang redup
Basuhlah tubuh kusut lulai itu dengan sinar bulan merah

Kemarilah bidadariku
Mari kita coba meminjam catatanan malam
Merangkum kembali sebagai bait bait sunyi
Memahlikai cinta yang tak sempat kita rajut
Terbang menuai awan tuk tempat merebahkan kasih
Bertahta keagungan langit tanpa batas



Senin, 28 Juni 2010

DOA UNTUK SANG ALAM


Gersang tak terelak bumiku dahaga
Pohon kering menghujat harap musim berganti
Tangan tangan polos merintih lirih kepedihan
Tak layak wajah sedih piluh terlantar

Bagai angin berhembus tak tentu arah muara lembah
Bagai awan melayang tak tahu tujuan singgah
Renta raut pribumi membungkuk kalut
Gerah menopang zaman semakin tak terkendali

Gersang melanda sekujur planet
Tak tau apa dan siapa tempatku mengadu
Sebait kata berunjuk panjatan doa
Lewat bait ini yang menjadi wakil ungkap kalbuku





Sabtu, 26 Juni 2010

KEHANCURAN CINTAKU




Termangu rapuh ku menahan lara di pantai kasih
Menengok hampa di penghujung senja berkabut
Terpesit kata yang dulu indah kini menjadi sedih
Lulai layu tak berbekas lagi

Hanya mawar merah ini tempat ku mengadu
Meski harum baunya tak lagi semerbak lalu
Hanya camar berpulang ke sarang menjadi dambaan
Penyadur cinta yang telah usang dan tercampakkan
























Kamis, 24 Juni 2010

GEMBALA KECIL



Siang ini di pematang sawah desa kaki bukit
Burung bangau terbang menukik bawa pelangi
Terdudukku di bawah pohon tua teduh suasana hati
Mata menyudut pandang gembala kecil berdendang riang

Gema seruling melantun bawaku memetik damai
Anganku luruh mengejar kenangan masa kecil lalu
Bercanda kata tanpa sebiji padi angkara murka
Menyambut senja berpulang bahagia

PEJALAN CINTA


Aku bagai rongsokan zaman tak bertuan
Menjelajah bumi mengikuti kata hati
Materi dan harga diri tak lagi mengikatku
Hidup terbahak riang menyambut asmara

Aku bagai talenta waktu yang tak termanipulasi peradaban
Menepis rimba hiruk pikuk bumi
Termabuk akan kerinduan singgasana tuhan
Menggapai takdir menjemput ajal tuk menerima cinta kasih tuhan

Senin, 21 Juni 2010

PENCARI CINTA

Kayangan ini tak lagi indah tatkala lalu
Taman bungapun layu luruh berserak

Lamunanku melayang tak berujung
Tertunduk larut menengok awan sebrang

Menelaah jauh dasar kepiluhan kalbu
Kepal erat tanganku menahan perih rasa

Kepak kepak sayab tengadah memohon doa
Menjelmakan kasih menjadi cinta sang hamba

S . A . Y . A . N . G


Setiap malam lelahku telah tergantikan oleh raut wajah bidadari
Anganku terbang bersama awan mimpi kebahagiaan

Yaa... akulah asmara dan engkaulah rindu yang termaksud
Adakah malam ini engkau hadir menghangatkan jiwaku dari embun

Nyanyikan tembang hati yang engkau sajikan menjadi penghibur
Gelora asmara ini tak lagi bisa terbendung tuk mencintaimu

Minggu, 20 Juni 2010

RASA INI


Rinduku telah mengakar jauh di pantai
Meresab di selah selah butiran pasir putih

Asmaraku berdebur kencang bersama ombak
Berkejaran menerjang pilar pilar karang penghalang

Cintaku menusuh dalam di dasar lautan
menembus kalbu bumi dan bersemayam

Bilalah engkau tahu rasa ini
Tuk menjadikannya bait ketulusanmu tuk ku

TENTANG CINTA

Ku langkah kaki menapak jalan tak henti
Walau onak duri berserak merintang
Ketulusanku menjadi tongkat perjalanan
Selangkah demi selangkah meniti harapan

Meski ayun lengan begitu lulai bosan
Meski kering dahaga mencekik kata
Meski mata redup lelah menatap penghujung jalan
Tetaplah rindu ini menjadi pelita perjalanan

Bagiku keyakinan lah akhir tujuan
Bila usai sudah jalan ini...
Kan kusimpan lembar lalu perjalanan
Dan ungkap hati sungguh ku mencintaimu

Sabtu, 19 Juni 2010

MENJARING IMPIAN

Kudayung rakit bambu setiaku
Melarung lamban di telaga derita tak bertepi

Meski letih berdiri menatap beriuk air
Maksud hati mencari peluang yang tersembunyi

Tanpa ragu ku tebar jaring perbuatan
Berharap mengkait impian yang terpendam

Jumat, 18 Juni 2010

KETAKUTANKU

Tak ubahnya hari hari terlewatkan
Ketika diam seribu kata dan hanya desah nafas
Di kamar yang kecil nan sunyi ini hanya satu yang kutakutkan
Detak jam yang berputar.....

PATRIOT KECIL

Aku terlahir di sudut pelosok desa
Langkah kaki kecil menghentak semangat
Detak jantung berdegub tanpa gentar
Darah nadi mengalir semangat pertiwi

Aku korbankan pribadi demi negeri
Kibarkan semangat bendera merah putih
Lantangkak sorak juang tanpa henti
Bertahan kukuh pertahankan tanak lahir

Aku patriot kecil
Tak ubahnya sang garuda pancasila
Menjelajah langit mengepak sayab nan berani
Mengawasi dan pertahankan kedaulatan Indonesia

PURNAMA KE 15

Separu malam telah lewat di atas rumahku
Rembulan bersinar terang tak ternoda awan
Tatap pohon meranggas gundul tegak mendongak cakrawala
Aku yang bermandi cahaya mencoba pahami makna sunyi

Sekilas klebat sayab kelelawar menyelinap malam
Lantunan tembang serangga mengisi lorong lorong gelap
Aku yang berpijak letih berpegang lenter tua
Dalam diam ku tela'ah segala jeritan hati

Sang embun yang ramah mengusap wajah polos ayuku
Angin berhembus sayub membisik dengan bait bait
Tenggelamku dalam selaksa indahnya purnama ke 15
Memetik kisah sunyi yang tak bertepi

KENANGAN CINTA BANGKU TUA


Musim kemarau telah tiba menggilas kenangan lampau
Kering dedaunan jatuh berserak menutup rumput pijak kita
Samarnya bias sinar mentari menambah kalut hatiku
Kenangan cinta bangku tua tinggallah cerita

Kulihat guratan bangku tua tak lagi rapi semasa lampau
Kaki kaki bangku tua telah rapuh dengan ornamen kriput kayu
Sungguh, tetapi bangku tua tetap tegak menunggu hari
Akankah kita kembali duduk di sini

Meski setiap perjalanan memiliki awal dan akhir
Seperti bangku tua aku kan sabar menanti hadirmu kembali di sini
Seperti daun gugur di musim kemarau kan kulewati musim berlalu
Menunggumu tuk merajut cinta dan berbincang tentang asmara

PESTA TANAM ALAM DESAKU


Mendung kelam menghampar kelana langit desaku
Angin pun begitu sombong berhembus buta menyapu lembah
Sambut pepohonan bersuka cita menjelma tarian ranting patah
Tak ayal burung sriti mengepak sayap terbang memekik doa syukur hamba

Hujan telah turun basahi wajah desaku
Berkah subur terpenuhi sudah lenyapkan gersang lalu
Dahaga rumput terpuaskan bukti bunga mekar di ladang pribumi
Mulailah petaniku berpesta tanam berharap panen membawa kemakmuran

Kamis, 17 Juni 2010

ISTRIKU SAYANG






Istriku sayang...
Ku bawakan engkau seikat melati ketulusan
Walau sederhana, agar tak lagi ada ragu tentangku
Semerbak aroma harum kejujuran nan terurai
Semoga menjaga ikatan batin kita

Istriku sayang...
Ku untaikan kata demi kata menjadi syair asmara
Walau sederhana, agar tak lagi ada ragu tentangku
Eloknya rindu yang bersemayam dalam diri
Semoga menjaga ikatan cinta kita

MENGEJAR MIMPI CINTA YANG TERTUNDA




Ku ayun langkah mungil menyusuri malam
Berpedoman sang kabut lorong bawah sadar
Hanya lentera hati yang memberi pijar terang perjalanan
Abaikan segala nyata hidup ini

Tibalah ku di penghujung pikiran
Kudapati delusi dan ilusi menipu diri
Selaksa surga tawarka kebahagiaan yang tak habis
Untunglah ku tetap sadar di ambang bayang

Seberkas cinta yang tertunda tak lagi ku penuhi
Tinggal jaring mimpi dengan asa kegagalan
Kembali ku tertipu ego
Dan terjaga dari mengejar mimpi cinta yang tertunda

KERINDUAN


Kelam rasa anganku di malam ini
Gemuruh detak jantung tak lagi berirama
Suasana hati gundah menahan asmara yang tak sampai
Terpasungku dalam kerinduan yang tak terurai

Kucoba rangkai sebisa kata sederhana
Sekedar seloka yang mungkin menjadi penawar
Kuhiasi seikat kembang nan beraroma asmara
Biarkan malam ini menjadi saksi kerinduan yang tak henti

Wahai angin sekiranya engkau hantar ku diperbatasan cinta
Kan kutuang semua makna yang tak henti terungkap
Bertandan kerinduan tuk bidadariku yang ayu
Memetik dawai asmara serayah bercerita tentang indahnya cinta

LAMUNKU DI KALA SENJA



Lamunku seperjalanan senja menyambut malam
Gelimang rasa yang dulu binar kini tinggallah kemurungan
Sorak bahagia tak terlukis menjadi onak sedih tak terkira
Hanyutku bersama senja menuju pelukan penyesalan...

Kucoba simak setiap makna yang dulu indah
Derai mata yang menetes seakan mengikis kesetiaan
Dalam riuh hati akupun sadar tentang makna yang tersira
Semua tinggallah segores kenangan cinta...

Rabu, 16 Juni 2010

RODA ZAMAN


Fajar di ubuk timur mengisahkan tanda roda zaman
Sambutan kicau burung memekikkan alunan semangat
Disetiap lorong lorong hari tlah tersiapkan naskah sandiwara hidup
Sang pemeran pun telah siap dengan cerita yang di mainkan

Matahari telah bersinar sepenggal pagi
Juga embun mulai mentoreh makna lembar demi lembar peradaban
Kini hanya aku yang duduk terdiam menatap pentas sandiwara dunia
Adakah cerita hari ini memberikan pembelajaran jiwaku...

MALAM BULAN SABIT



Temaram malam berbias cahaya rembulan sabit.
Kugapai indahnya makna sunyi nan kusimpan di bilik kalbu terdalam.
Kuresab penuh jiwa dendang alam mengalun dengan iringan berkah tarian pohon.
Kukais tetes demi tetes kesegaran embun sebagai upacara kesucian.

Bila rembulan sabit beranjak pergi menyambut fajar.
Dan sepenggal malam menyisakan rona harapan.
Redup bias cahaya mulai memudar.
Kan ku usung cinta kasih ini sebagai bekal pencerahan hidup.